Search This Blog

Monday, May 2, 2011

Sutra Biru "4

   Dua minggu kemudian aku melupakannya. Siarannya masih kudengar. Namun saat dia harus manggantikan temannya untuk siaran pada pagi hari jam 6, dia mengundang pendengarnya untuk share pengalaman lucu mereka yang berhubungan dengan kostum. Dan saat itulah aku merasa harus menghubunginya.
Bagaimana tidak? Ia bercerita on air kalau dia ketemu seorang cowok necis, berkostum kuning di bawah payung yang juga kuning! Di bawah derasnya guyuran air hujan. Deras sekali. Bahkan dia memperkirakan rata-rata perdetik derasnya air hujan yang jatuh ke tanah. Dan sialnya, pendengarnya turut memberikan komentar tentang apa kemungkinan motivasi dan tujuan cowok tersebut berkostum demikian.
Seorang penelpon bernama Susi, mahasiswi desainer sekolah fashion mengatakan, “Wah, itu penampilan yang menakjubkan. Sebagai calon desainer, warna-warna cerah menggambarkan personality yang terbuka dan periang. Mungkin cowok itu akan menghadiri suatu pesta yang mewajibkan tamunya harus berpakaian yg sesuai dengan karakter personalitinya. By the way, si cowok itu cakep ga, Heidi? Apakah dia cukup confident dengan gayanya?”
Seorang pemuda bernama Anggoro, penikmat pesta, mengatakan, “Pasti orang yang berkostum kuning itu suka makan permen. Dulu, waktu saya kecil, permen lolipop warna kuning begitu terlihat sangat lezat. Nah, mungkin saja warna kuning dimotivasi dengan hasrat nikmat dan enak yang timbul dari permen favoritnya.”
Bahkan Ade, seorang yang sedang menyetir mobil menuju kantornya, pas melewati depan Plaza tersebut ikut berkomentar, “Mba Heidi, saya lagi di tempat cowok berbaju kuning tersebut berdiri nih. Wah, saya bisa bayangkan situasinya. Di bawah hujan deras, memakai kostum dan payung kuning yang mencolok, pasti eye catching banget dong....hehehehhe... Ngapain dia disitu ya? Sedang menunggu seseorang kah? Atau sedang ngeceng aja? Atau dia seseorang yang aneh? Saya rasa dia mencoba mencari perhatian orang lain dengan berdiri di situ dan terlihat mencolok. Alasannya pergi ke pesta itu cuma mengada-ngada.” Bla..bla...bla...

Gila! 

Mereka semua sedang membicarakan aku! Lucu kali bagi mereka. Tapi aku kesal mendengarnya. Namun, tetap saja tak aku matikan radioku. Sebenarnya ketika mau keluar rumah pada saat itu, aku juga merasa agak risih dengan segala warna kuning yg menaungi tubuhku. Tapi ini adalah pekerjaanku, memuaskan pelanggan yang telah membayarku mahal...untuk segala perhatian dan pelayanan yang aku berikan.
Biasanya aku begitu tertutup mengungkapkan apa yang aku pikirkan dan alami, apalagi untuk masalah pribadiku, namun si Heidi ini telah menarikku keluar dari lubang persembunyianku.
Oke deh, pikirku. Selanjutnya aku menelponnya. On air. Aku akui kalau cowok itu adalah aku. Nekat juga ngaku-ngaku. Tentu dengan nama samaran, aku katakan mengapa aku lakukan itu. 


Tapi yang ini cerita jujur. Tentang seorang tante yang memesanku ingin bertemu denganku dengan kostum dan payung kuning. Aduh! Tak kusangka, pendengar radionya malah ingin berkenalan denganku.
Begini kisahnya ku tuturkan on air....


                                                                    ** Continue to part 5 **





No comments: